Pages

Jumat, 03 Juni 2016

PEREMPUAN KOPI

Perempuan dingin di sudut kedai berteman kopi asap gemulai, dari batang-batang rokok yang dihisapnya kepulan cinta yang dicecapnya. Sial, berhembus lagi sisa kesalnya.

Hidup kembali melambat seperti hujan di sisi kaca. Merintik bengis tiap titiknya. Kondisi yang terus berulang, emosi meluap tak ada timbang. Dia haus, bukan rakus.

Ada hati yang tertambat sedemikian rupa lantas gelap pudarkan luka. Cinta bukan barang jaminan, pikirnya. Kesalahan tampak berdatangan di luruh masa. Itu lagi, itu lagi.

Perempuan dingin di sudut kursi, marah terbuka di pucat pasi. Kopi tandas ditenggak badai, asap lenyap dibawa senyap; ini aku yang berkeinginan bukan renta dengan keputusasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar