via oyster |
Bang Napi, tokoh ikonik
dalam program kumpulan berita kriminal salah satu stasiun televisi, sering
mewanti-wanti penonton agar mewaspadai tindak kriminal yang bisa terjadi di
mana saja. Bagi dia, tindak kriminal tidak ujuk-ujuk hadir karena niat pelaku,
melainkan terjadi lantaran adanya kesempatan. Tapi sepertinya pria bertopeng
itu bakal merevisi wejangan kesohornya jika melihat fenomena di Gotham.
Kota imajiner buatan
duo komikus Amerika, Bob Kane dan Bill Finger, itu terkenal penuh kejahatan.
Aneka pelanggaran hukum berserak di sudut-sudut kota. Dari kelas teri sampai
kapal selam, mengutil roti hingga korupsi. Semuanya diciptakan, alih-alih hanya
memanfaatkan kesempatan.
Kantong-kantong
kemiskinan menjalar di jalan raya, rumah susun, atau gedung-gedung tua.
Kemelaratan tiada tara bersanding dengan banyaknya senjata. Mereka saling sikut
di depan muka siapa saja, bahkan biasa menghadapi polisi patroli demi sepotong
roti atau narkoba. Penjara sesak. Sementara konglomerat kakap menyelinap di
gedung-gedung bertingkat, pesta pora di kastil aristokrat. Mereka juga saling
sikut, tapi dengan cara berbeda. Perang urat syarat kaya strategi jitu,
menciptakan kekacauan di layar kaca sehingga kelicikan buram di mata warga.
Gotham
versi Fox menjadi panggung tragedi sepuluh tahun sebelum Batman mengabdi. Gotham seakan satu bundel koran kuning
yang baris katanya penuh makian dan nyalak tembakan. Kota ini tak pantas dihuni
para pecundang, bukan tempat ramah bagi orang sok-sok-an. Kota penuh kegelapan. Visualisasi dan pengaturan cahaya
DC sangat pas untuk menggambarkan Gotham yang selalu digantung awan gelap dan
hujan deras.
Beruntung, Gotham melahirkan James Worthington Gordon
(Ben McKenzie). Tinggalkan kesan lugu dan kusam pada diri Jim. Apa pasal? Bruno Heller, penulis sekaligus eksekutif produser serial ini,
menciptakan Gordon agak berbeda dengan komik dan film-film yang tayang sebelumnya.
Di sini, James Gordon kelewat tampan, berbadan atletis, sedikit cair, punya
pacar paling seksi, Barbara Kean (Erin Richards). Detektif enerjik yang tak
pernah takut terhadap orang-orang picik. Polisi muda yang terpapar keyakinan
bapaknya; membasmi kejahatan tanpa pandang bulu. Kendati sembrono melulu.
Di Gotham City Police
Departement, Jim Gordon bekerja di bawah bimbingan Harvey Bullock (Donal
Logue), seorang detektif senior. Baru sehari bekerja, Jim sudah membuat onar
Markas GCPD. Tindakan Gordon menundukkan penjahat yang mengamuk di markas
menjadi sorotan, yang membuat Harvey geleng-geleng kepala. Gordon lebih berani,
tapi tak sembarang tembak seperti Harvey.
Sayang, tim kreatif DC
dan Fox terburu-buru mendewasakan Gordon. Bayangkan, hanya dalam satu jam, Jim
berubah 180 derajat. Detektif yang dikenalkan sebagai anggota baru itu sudah
menjadi berita utama koran lokal, lantas ambruk di ketidakberdayaan. Hanya
dalam hitungan menit setelah bertindak ceroboh di kantor anyar dan berlaku bodoh
di rumah bordil. Gordon langsung menghadapi keadaan yang membuatnya tertekan,
menumbuhkan kesadaran dalam diri bahwa tiap peristiwa yang ditemukannya hanya
secuil dari kebiadaban besar para konglomerat korup.
Kesadaran Gordon muncul
setelah bersama Harvey mendapat tugas mengusut kasus pembunuhan Thomas Wayne
(Grayson McCouch) dan Martha Wayne (Brette Taylor). Pasangan suami istri itu termasuk
orang terkaya di Gotham. Mereka mati ditembak perampok super aneh bersepatu
pantofel licin. Maksud penembakan memang membingungkan, termasuk bikin puyeng
Bruce Wayne (David Mazouz). Orang tua Bruce telah menyerahkan uang dan
perhiasan yang diminta si rampok, tak dinyana kematian tetap menimpa Thomas dan
Martha. Saksi mata pembunuhan hanya Bruce. Saksi lainnya, remaja nomaden dan
tak terlihat. Dia memilih bungkam.
Dia bocah perempuan
penyuka kucing, Selina Kyle (Camren Bicondova). Cikal bakal Catwoman. Dia
pencopet. Aksinya membuka seluruh adegan di Gotham. Pembunuhan pasutri Wayne
terjadi tepat setelah perempuan miaow itu mencopet dan memberi susu untuk hewan
kesayangannya.
Namun, adegan pembunuhan
tersebut malah menyisakan pertanyaan; mengapa keluarga kaya macam Thomas Wayne
berjalan di gang gelap setelah menonton teater?
Plot yang dibuat
sutradara Danny Cannon (Goal!/Alcatraz) terasa cepat. Penelusuran kasus pembunuhan
Wayne dibuat sesegera mungkin agar penonton bertemu dengan orang-orang terkenal
di kisah Batman. Penonton dikenalkan terlebih dahulu kepada Edward Nygma atau The Riddler (Cory Michael Smith). Dia
adalah anggota muda tim forensik yang membantu Gordon memecahkan kasus
pembunuhan sepasang Wayne. Dari informasi Nygma, Gordon dan Harvey mengetahui
jenis peluru yang menembus dada korban bukan sembarangan. Kaliber enam inchi
itu membawa Harvey dan Gordon ke level pembunuhan serius setelah gagal mengidentifikasi
pelaku dari para penjahat jalanan yang dicurigai.
Peluru itu pula yang
membawa keduanya bertemu Fish Mooney (Jada Pinkett Smith), pemilik rumah bordil
yang karakternya tak pernah ada dalam komik atau film-film Batman sebelumnya. Peran
Fish sangat penting. Dia adalah karakter jembatan yang menghubungkan Gordon
dengan sumbu kekacauan Gotham. Diceritakan pula bahwa The Penguin, Oswald Cobblepot (Robin Lord Taylor), merupakan anak
buah Fish. Dari Fish juga, Harvey dan Gordon mengendus keberadaan Martin Pepper
(Daniel Stewart Sherman), orang yang diduga membunuh Wayne. Dugaan itu
diperkuat dengan penemuan kalung mutiara Martha di rumah Pepper. Yang dicurigai
tersudut dan melakukan perlawanan sengit. Gordon hampir mati ditusuk jika
Harvey tak buru-buru menembak Pepper hingga tewas. Martin adalah ayah Ivy
Pepper (Clare Foley), cikal bakal Poison
Ivy.
Kesuksesan Gordon dan
Harvey menjadi topik hangat kota Gotham. Pembunuh Wayne, konglomerat putih yang
punya badan amal, telah lenyap. Foto dua detektif itu muncul di halaman utama
koran lokal. Pahlawan baru Gotham.
Tapi ternyata yang
mereka bunuh bukanlah pelaku sebenarnya. Martin Pepper hanya korban jebakan. Otak
dan pelaku pembunuhan sebenarnya melibatkan para konglomerat dan sudah
diketahui para petinggi GCPD. Gordon kepalang janji kepada Bruce bakal
menemukan pembunuh kedua orang tuanya. Gordon juga penasaran; apa yang terjadi
di kota tempat lahirnya itu? Mengapa seluruh aparat penegak hukum memilih
bungkam ketika berhadapan dengan konglomerat? Jim mendapatkan jawabannya dari
Carmine Falcone (John Doman), pebisnis sekaligus mafia berdarah Italia.
“You
can't have organized crime without law and order,”
kata Don Falcone usai menyelamatkan Gordon dari ancaman Fish Mooney.
Gotham
ingin
diinjak kaki Gordon. Sayangnya, Gordon tak bisa lepas dari bayang-bayang
Batman. Bisa dibilang Gotham versi Fox adalah cerita asal mula Batman dengan
sudut penceritaan Gordon. Kendati begitu, Gordon di sini pahlawan sejati tanpa
topeng. McKenzie berhasil menjungkirkan asumsi pembaca komik bahwa Gordon tak bisa
lepas dari bantuan Batman. Di serial ini, dia kunci pembuka semua kekacauan.
Dia juga penyebab kemunculan para penjahat handal lawan Batman di masa depan.
Gotham
merupakan proyek serial televisi kedua yang DC luncurkan setelah kesuksesan Arrow tahun 2012. Bedanya, Arrow tayang di jaringan televisi CW. Arrow menawarkan kisah kronik para
kapitalis menguasai Starling City dengan cara kekerasan yang dilakoni sendiri
bertopeng monster, sementara Gotham dengan
cara lain; menugasi para cecunguk level terbawah hingga teratas untuk berbuat
kejahatan, sedangkan si kapitalis tetap bersih tangan. Setidaknya demikian.
Selain dua nomor di
album superhero yang disebut tadi, DC juga merilis serial kepahlawan lain pada
tahun ini; The Flash. Tapi, hikayat Si
Manusia-Secepat-Cahaya itu tak lepas dari penggalan sejarah Oliver Queen
(Stephen Amell). Mereka punya keterikatan, pernah bekerja sama menumpas
kejahatan di Starling, ketika Barry Allen (Grant Gustin) masih lugu meski jago
dalam dunia ke-forensik-an.
Gotham
berdiri di sisi lain. Ini kisah paling brutal hingga kemudian hari, hingga
Batman, Robin, dan Catwoman, tak punya waktu untuk ber-woles-woles ria. Kota tergelap dalam album DC itu punya aneka
permasalahan yang rumit namun klasik dan ironik. Dan, mungkin yang patut
ditunggu, kemunculan para penjahat-penjahat super brutal nan ikonik di
episode-episode lanjutan Gotham.
...Chaos!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar