Pages

Minggu, 12 Oktober 2014

LACAK SUMBU KEKACAUAN GOTHAM

via oyster


Bang Napi, tokoh ikonik dalam program kumpulan berita kriminal salah satu stasiun televisi, sering mewanti-wanti penonton agar mewaspadai tindak kriminal yang bisa terjadi di mana saja. Bagi dia, tindak kriminal tidak ujuk-ujuk hadir karena niat pelaku, melainkan terjadi lantaran adanya kesempatan. Tapi sepertinya pria bertopeng itu bakal merevisi wejangan kesohornya jika melihat fenomena di Gotham.

Kota imajiner buatan duo komikus Amerika, Bob Kane dan Bill Finger, itu terkenal penuh kejahatan. Aneka pelanggaran hukum berserak di sudut-sudut kota. Dari kelas teri sampai kapal selam, mengutil roti hingga korupsi. Semuanya diciptakan, alih-alih hanya memanfaatkan kesempatan. 

Kantong-kantong kemiskinan menjalar di jalan raya, rumah susun, atau gedung-gedung tua. Kemelaratan tiada tara bersanding dengan banyaknya senjata. Mereka saling sikut di depan muka siapa saja, bahkan biasa menghadapi polisi patroli demi sepotong roti atau narkoba. Penjara sesak. Sementara konglomerat kakap menyelinap di gedung-gedung bertingkat, pesta pora di kastil aristokrat. Mereka juga saling sikut, tapi dengan cara berbeda. Perang urat syarat kaya strategi jitu, menciptakan kekacauan di layar kaca sehingga kelicikan buram di mata warga. 

Gotham versi Fox menjadi panggung tragedi sepuluh tahun sebelum Batman mengabdi. Gotham seakan satu bundel koran kuning yang baris katanya penuh makian dan nyalak tembakan. Kota ini tak pantas dihuni para pecundang, bukan tempat ramah bagi orang sok-sok-an. Kota penuh kegelapan. Visualisasi dan pengaturan cahaya DC sangat pas untuk menggambarkan Gotham yang selalu digantung awan gelap dan hujan deras. 

Beruntung, Gotham melahirkan James Worthington Gordon (Ben McKenzie). Tinggalkan kesan lugu dan kusam pada diri Jim. Apa pasal? Bruno Heller, penulis sekaligus eksekutif produser serial ini, menciptakan Gordon agak berbeda dengan komik dan film-film yang tayang sebelumnya. Di sini, James Gordon kelewat tampan, berbadan atletis, sedikit cair, punya pacar paling seksi, Barbara Kean (Erin Richards). Detektif enerjik yang tak pernah takut terhadap orang-orang picik. Polisi muda yang terpapar keyakinan bapaknya; membasmi kejahatan tanpa pandang bulu. Kendati sembrono melulu.

Di Gotham City Police Departement, Jim Gordon bekerja di bawah bimbingan Harvey Bullock (Donal Logue), seorang detektif senior. Baru sehari bekerja, Jim sudah membuat onar Markas GCPD. Tindakan Gordon menundukkan penjahat yang mengamuk di markas menjadi sorotan, yang membuat Harvey geleng-geleng kepala. Gordon lebih berani, tapi tak sembarang tembak seperti Harvey. 

Sayang, tim kreatif DC dan Fox terburu-buru mendewasakan Gordon. Bayangkan, hanya dalam satu jam, Jim berubah 180 derajat. Detektif yang dikenalkan sebagai anggota baru itu sudah menjadi berita utama koran lokal, lantas ambruk di ketidakberdayaan. Hanya dalam hitungan menit setelah bertindak ceroboh di kantor anyar dan berlaku bodoh di rumah bordil. Gordon langsung menghadapi keadaan yang membuatnya tertekan, menumbuhkan kesadaran dalam diri bahwa tiap peristiwa yang ditemukannya hanya secuil dari kebiadaban besar para konglomerat korup.

Kesadaran Gordon muncul setelah bersama Harvey mendapat tugas mengusut kasus pembunuhan Thomas Wayne (Grayson McCouch) dan Martha Wayne (Brette Taylor). Pasangan suami istri itu termasuk orang terkaya di Gotham. Mereka mati ditembak perampok super aneh bersepatu pantofel licin. Maksud penembakan memang membingungkan, termasuk bikin puyeng Bruce Wayne (David Mazouz). Orang tua Bruce telah menyerahkan uang dan perhiasan yang diminta si rampok, tak dinyana kematian tetap menimpa Thomas dan Martha. Saksi mata pembunuhan hanya Bruce. Saksi lainnya, remaja nomaden dan tak terlihat. Dia memilih bungkam. 

Dia bocah perempuan penyuka kucing, Selina Kyle (Camren Bicondova). Cikal bakal Catwoman. Dia pencopet. Aksinya membuka seluruh adegan di Gotham. Pembunuhan pasutri Wayne terjadi tepat setelah perempuan miaow itu mencopet dan memberi susu untuk hewan kesayangannya.

Namun, adegan pembunuhan tersebut malah menyisakan pertanyaan; mengapa keluarga kaya macam Thomas Wayne berjalan di gang gelap setelah menonton teater? 

Plot yang dibuat sutradara Danny Cannon (Goal!/Alcatraz) terasa cepat. Penelusuran kasus pembunuhan Wayne dibuat sesegera mungkin agar penonton bertemu dengan orang-orang terkenal di kisah Batman. Penonton dikenalkan terlebih dahulu kepada Edward Nygma atau The Riddler (Cory Michael Smith). Dia adalah anggota muda tim forensik yang membantu Gordon memecahkan kasus pembunuhan sepasang Wayne. Dari informasi Nygma, Gordon dan Harvey mengetahui jenis peluru yang menembus dada korban bukan sembarangan. Kaliber enam inchi itu membawa Harvey dan Gordon ke level pembunuhan serius setelah gagal mengidentifikasi pelaku dari para penjahat jalanan yang dicurigai.

Peluru itu pula yang membawa keduanya bertemu Fish Mooney (Jada Pinkett Smith), pemilik rumah bordil yang karakternya tak pernah ada dalam komik atau film-film Batman sebelumnya. Peran Fish sangat penting. Dia adalah karakter jembatan yang menghubungkan Gordon dengan sumbu kekacauan Gotham. Diceritakan pula bahwa The Penguin, Oswald Cobblepot (Robin Lord Taylor), merupakan anak buah Fish. Dari Fish juga, Harvey dan Gordon mengendus keberadaan Martin Pepper (Daniel Stewart Sherman), orang yang diduga membunuh Wayne. Dugaan itu diperkuat dengan penemuan kalung mutiara Martha di rumah Pepper. Yang dicurigai tersudut dan melakukan perlawanan sengit. Gordon hampir mati ditusuk jika Harvey tak buru-buru menembak Pepper hingga tewas. Martin adalah ayah Ivy Pepper (Clare Foley), cikal bakal Poison Ivy. 

Kesuksesan Gordon dan Harvey menjadi topik hangat kota Gotham. Pembunuh Wayne, konglomerat putih yang punya badan amal, telah lenyap. Foto dua detektif itu muncul di halaman utama koran lokal. Pahlawan baru Gotham.

Tapi ternyata yang mereka bunuh bukanlah pelaku sebenarnya. Martin Pepper hanya korban jebakan. Otak dan pelaku pembunuhan sebenarnya melibatkan para konglomerat dan sudah diketahui para petinggi GCPD. Gordon kepalang janji kepada Bruce bakal menemukan pembunuh kedua orang tuanya. Gordon juga penasaran; apa yang terjadi di kota tempat lahirnya itu? Mengapa seluruh aparat penegak hukum memilih bungkam ketika berhadapan dengan konglomerat? Jim mendapatkan jawabannya dari Carmine Falcone (John Doman), pebisnis sekaligus mafia berdarah Italia. 

“You can't have organized crime without law and order,” kata Don Falcone usai menyelamatkan Gordon dari ancaman Fish Mooney. 

Gotham ingin diinjak kaki Gordon. Sayangnya, Gordon tak bisa lepas dari bayang-bayang Batman. Bisa dibilang Gotham versi Fox adalah cerita asal mula Batman dengan sudut penceritaan Gordon. Kendati begitu, Gordon di sini pahlawan sejati tanpa topeng. McKenzie berhasil menjungkirkan asumsi pembaca komik bahwa Gordon tak bisa lepas dari bantuan Batman. Di serial ini, dia kunci pembuka semua kekacauan. Dia juga penyebab kemunculan para penjahat handal lawan Batman di masa depan. 

Gotham merupakan proyek serial televisi kedua yang DC luncurkan setelah kesuksesan Arrow tahun 2012. Bedanya, Arrow tayang di jaringan televisi CW. Arrow menawarkan kisah kronik para kapitalis menguasai Starling City dengan cara kekerasan yang dilakoni sendiri bertopeng monster, sementara Gotham dengan cara lain; menugasi para cecunguk level terbawah hingga teratas untuk berbuat kejahatan, sedangkan si kapitalis tetap bersih tangan. Setidaknya demikian.

Selain dua nomor di album superhero yang disebut tadi, DC juga merilis serial kepahlawan lain pada tahun ini; The Flash. Tapi, hikayat Si Manusia-Secepat-Cahaya itu tak lepas dari penggalan sejarah Oliver Queen (Stephen Amell). Mereka punya keterikatan, pernah bekerja sama menumpas kejahatan di Starling, ketika Barry Allen (Grant Gustin) masih lugu meski jago dalam dunia ke-forensik-an. 

Gotham berdiri di sisi lain. Ini kisah paling brutal hingga kemudian hari, hingga Batman, Robin, dan Catwoman, tak punya waktu untuk ber-woles-woles ria. Kota tergelap dalam album DC itu punya aneka permasalahan yang rumit namun klasik dan ironik. Dan, mungkin yang patut ditunggu, kemunculan para penjahat-penjahat super brutal nan ikonik di episode-episode lanjutan Gotham

...Chaos!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar